Tapi saya mencoba terus saja melangkahkan kaki, menyusuri jalan setapak dengan keringat bercucuran dan nafas terengah-engah. Saya banyak berhenti dan beristirahat sebentar, karena saya juga harus menahan lecet di kaki. Tapi meskipun harus tertinggal agak jauh di belakang, akhirnya saya bisa menyelesaikan trek secara keseluruhan tanpa mengikuti beberapa orang yang melewati jalan pintas (ternyata banyak juga yang memotong jalan lewat jalan pintas!).
Rasanya senang sekali... rasanya saya sudah berhasil melampaui kemampuan diri saya sendiri! Perasaan yang sulit dilukiskan... Lalu saya mulai berpikir, apakah perjalanan hidup yang kita lalui juga seperti ini yah? Atau mungkin lebih tepatnya disebut perjalanan iman? Ada saat-saat di mana kita seolah-olah tidak mampu lagi untuk melanjutkan perjalanan, dan kelelahan kita tidak tertahankan. Lelah luar biasa...
Tapi terkadang kita terlalu meremehkan kekuatan kita, atau mungkin kadang kita terlalu memanjakan diri kita dan berkata, "Aku tidak bisa... STOP! Aku menyerah!" Lalu kita berhenti di tengah jalan, mulai membandingkan "trek" kita dengan "trek" orang lain. Kita lupa, bahwa ada Kekuatan lain yang akan menopang kita. Kita juga lupa, bahwa tujuan kita diciptakan itu berbeda-beda satu dengan yang lain (yang akhirnya juga membuat proses hidup yang dijalani juga berbeda). Kita lupa bahwa yang lebih tahu sampai mana batas kekuatan kita adalah Dia. Kita selalu mengukur segala sesuatu dengan perkiraan kita, yang belum tentu benar.
Merasa sudah sangat lelah? Cobalah diam sejenak dan tarik nafas dalam-dalam... Tapi jangan lupa untuk terus melangkah setapak demi setapak. Meskipun lambat, meskipun lelah, meskipun hampir putus asa, teruslah melangkah... Ada saatnya Anda merasa mendapat kekuatan baru untuk melewati semuanya, ada saatnya Anda menyadari bahwa ternyata Anda sudah melampaui apa yang And kira batas kekuatan Anda. Jangan menyerah pada kata "kalah", meskipun Anda merasa sudah nyaris ingin menyerah!